Selasa, 22 April 2008

Keep Our Environment Clean!


Keep Our Environment Clean! Itulah sebuah kalimat yang sering kita lihat pada hampir setiap kemasan produk yang kita konsumsi sehari-hari, baik makanan, minuman, ataupun toiletries. Kalimat tersebut biasanya disertai dengan gambar orang yang sedang membuang sampah di tempat sampah. Jelas sekali maksud dari pencantuman gambar dan kalimat tersebut, yaitu agar kita selalu membuang kemasan produk yang telah kita konsumsi pada tempatnya. Artinya, para produsen sudah sangat concern terhadap kelestarian lingkungan kita. Ini hanya salah satu dari aktivitas produsen dalam menjalankan program Corporate Social Responsibility (CSR). Pertanyaannya adalah mengapa kemasan-kemasan (kosong) tersebut masih sering sekali kita jumpai di jalanan, di selokan, di halaman rumah kita? Jawablah dengan hati nurani Anda...
Harus kita akui bahwa kesadaran sebagian besar masyarakat kita terhadap lingkungan masih sangat kurang. Sering sekali Saya melihat di depan mata kepala Saya orang membuang sampah sembarangan. Apa yang ada di pikiran mereka? Tidakkah mereka merasa berdosa karena telah mencemarkan lingkungan mereka sendiri? Bayangkan jika semua orang di bumi ini membuang sampah sembarangan...!? Kita semua, tanpa terkecuali, telah diberi amanah untuk menjaga dan melestarikan lingkungan di mana kita hidup. Jadi, jika kita tidak menjaga dan melestarikan lingkungan kita, berarti kita telah mencelakakan diri sendiri dan banyak orang. Jangan heran jika banyak terjadi bencana alam, seperti banjir, tanah longsor, dan lain-lain. Tidak lain itu adalah akibat perbuatan kita sendiri. Benar sekali pepatah yang mengatakan "Jika Anda mencintai alam, maka alam akan mencintai Anda." Percayalah...!
Marilah kita mulai menjaga dan melestarikan lingkungan kita dengan membuang sampah pada tempatnya! Tidak ada alasan untuk membuang sampah sembarangan. Jika tidak ada tempat sampah simpan dulu di saku atau tas kita. Dengan tidak membuang sampah sembarangan berarti kita telah menjaga dan melestarikan bumi yang telah diamanahkan kepada kita. Ini merupakan tanggung jawab kita semua sebagai makhluk Allah SWT. Mengutip kata bijak Aa Gym, "Mulai dari diri sendiri, mulai dari hal kecil, mulai sekarang juga!" Terima kasih...

Penulisan Imbuhan (Awalan) dan Kata Depan di-

Bahasa Indonesia merupakan bahasa kita sehari-hari dan kita mempelajarinya dari Sekolah Dasar hingga Perguruan Tinggi. Namun, kita terkadang meremehkan penggunaannya dalam aktivitas kita sehari-hari, terutama dalam hal tulis-menulis, dengan tidak mengindahkan kaidah-kaidah EYD (Ejaan Yang Disesuaikan) dalam Bahasa Indonesia. Tulisan yang bagus harus memperhatikan kaidah-kaidah EYD sehingga pembaca tidak terganggu dalam membaca. Saya bukanlah seorang ahli Bahasa Indonesia, tetapi saya hanya ingin berbagi informasi dari apa yang saya tahu untuk lebih memasyarakatkan penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Masih banyak saya menemukan kesalahan dalam penulisan kata depan di-, terutama dalam karya tulis seperti skripsi atau makalah. Bedakan di- sebagai kata depan dengan di- sebagai imbuhan (awalan). Sebagai kata depan, di- harus dipisahkan dengan kata yang mengikutinya. Kata depan di- biasanya menunjukkan tempat. Misalnya: di samping, di atas, di depan, di Jakarta, di rumah. Sedangkan sebagai imbuhan, di- harus digabungkan dengan kata yang mengikutinya. Imbuhan (awalan) di- biasanya menunjukkan perbuatan yang pasif (kebalikan dari imbuhan me-). Misalnya: dilakukan, dilarang, dibuat, dibaca, dijual.

Semoga informasi ini bermanfaat, dan dapat lebih menyempurnakan penggunaan Bahasa Indonesia kita. Untuk lebih jelasnya, baca Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan.