Sabtu, 27 Maret 2010

ORANG BODOH VS ORANG PINTAR

Tulisan ini saya copas dari seorang motivator handal Mario Teguh…

Mari kita simak…semoga terinspirasi & termotivasi…

ORANG BODOH VS ORANG PINTAR
By Mario Teguh

Orang bodoh sulit dapat kerja, akhirnya berbisnis…
Agar bisnisnya berhasil, tentu dia harus rekrut orang pintar.
Walhasil boss-nya orang pintar adalah orang bodoh.

Orang bodoh sering melakukan kesalahan,
maka dia rekrut orang pintar yang
tidak pernah salah untuk memperbaiki yang salah.
Walhasil orang bodoh memerintahkan orang pintar untuk keperluan orang bodoh.

Orang pintar belajar untuk mendapatkan ijazah untuk selanjutnya
mencari kerja. Orang bodoh berpikir secepatnya mendapatkan uang untuk
membayari proposal yang diajukan orang pintar.

Orang bodoh tidak bisa membuat teks pidato,
maka dia menyuruh orang pintar untuk membuatnya.

Orang bodoh kayaknya susah untuk lulus sekolah hukum (SH).
oleh karena itu orang bodoh memerintahkan orang pintar
untuk membuat undang-undangnya orang bodoh.

Orang bodoh biasanya jago cuap-cuap jual omongan,
sementara itu orang pintar percaya.
Tapi selanjutnya orang pintar menyesal karena telah mempercayai orang bodoh.
Tapi toh saat itu orang bodoh sudah ada di atas.

Orang bodoh berpikir pendek untuk memutuskan sesuatu yang dipikirkan
panjang-panjang oleh orang pintar. Walhasil orang orang pintar menjadi
staf-nya orang bodoh.

Saat bisnis orang bodoh mengalami kelesuan,
dia PHK orang-orang pintar yang berkerja.
Tapi orang-orang pintar DEMO. Walhasil orang-orang pintar
‘meratap-ratap’ kepada orang bodoh agar tetap diberikan pekerjaan.

Tapi saat bisnis orang bodoh maju, orang pinter akan menghabiskan waktu
untuk bekerja keras dengan hati senang, sementara orang bodoh menghabiskan
waktu untuk bersenang-senang dengan keluarganya.

Mata orang bodoh selalu mencari apa yang bisa di jadikan duit.
Mata orang pintar selalu mencari kolom lowongan perkerjaan.

Bill gate (Microsoft), Dell, Hendri (Ford),
Thomas Alfa Edison, Tommy Suharto, Liem Siu Liong (BCA group).
Adalah contoh orang-orang yang tidak pernah dapat S1), tapi kemudian menjadi kaya.
Ribuan orang-orang pintar bekerja untuk mereka.
Dan puluhan ribu jiwa keluarga orang pintar bergantung pada orang bodoh.

PERTANYAAN :
Mendingan jadi orang pinter atau orang bodoh??
Pinteran mana antara orang pinter atau orang bodoh ???
Mana yang lebih mulia antara orang pinter atau orang bodoh??
Mana yang lebih susah, orang pinter atau orang bodoh??

KESIMPULAN:
Jangan lama-lama jadi orang pinter,
lama-lama tidak sadar bahwa dirinya telah dibodohi oleh orang bodoh.

Jadilah orang bodoh yang pinter dari pada jadi orang pinter yang bodoh.
Kata kunci nya adalah ‘resiko’ dan ‘berusaha’,
karena orang bodoh perpikir pendek maka dia bilang resikonya kecil,
selanjutnya dia berusaha agar resiko betul-betul kecil.
Orang pinter berpikir panjang maka dia bilang resikonya besar untuk
selanjutnya dia tidak akan berusaha mengambil resiko tersebut.
Dan mengabdi pada orang bodoh…

Diamanakah posisi anda saat ini…
Berhentilah meratapi keadaan anda yang sekarang…

Ini hanya sebuah Refleksi dari semua Retorika dan Dinamika kehidupan.
Semua Pilihan dan Keputusan ada ditangan anda untuk merubahnya,
Lalu perhatikan apa yang terjadi…

Stay Super…..

Salam,
Mario Teguh…

Rabu, 10 Maret 2010

Emang sarjana harus jadi karyawan/pegawai ya????

Judul di atas adalah kalimat pertanyaan yang saya jadikan "status" di Facebook pada tanggal 8 dan 9 Maret 2010. Sengaja saya menjadikan kalimat tersebut sebagai "status" di Facebook dua kali, karena ternyata banyak yang komentar. Sekedar ingin mengetahui apa yang ada di pikiran teman-teman. Ternyata hampir semua mengomentari dengan jawaban yang pada intinya sama, yaitu: sarjana ga harus jadi karyawan/pegawai.

Yup...memang benar sarjana tidak harus jadi karyawan/pegawai. Tapi kenyataan berkata lain. Fakta membuktikan bahwa yang dilakukan kebanyakan sarjana yang baru saja lulus (fresh graduate) adalah melamar pekerjaan (sebagai karyawan). Memang sah-sah saja melamar pekerjaan, karena itu hak mereka dalam menentukan pilihan. Tapi menjadi aneh ketika melamar pekerjaan yang tidak sesuai dengan gelar kesarjanaannya. Misal: sarjana pertanian, sarjana teknik, melamar pekerjaan di bank. Hal ini menunjukkan bahwa ada yang tidak beres dengan lapangan pekerjaan yang ada di negeri kita.

Faktor eksternal sangat berpengaruh terhadap perilaku kita, terutama faktor budaya dan prestise. Sudah menjadi budaya bahwa seorang sarjana harus menjadi karyawan/pegawai. Kalau tidak percaya, tanya saja sama Mbah/Kakek/Nenek Anda. Karena pada zaman mereka (kakek/nenek) menjadi karyawan/pegawai (apalagi pegawai negeri) status sosialnya lebih tinggi dibanding menjadi pengusaha/wiraswasta, walaupun dari segi penghasilan bisa saja pengusaha lebih tinggi. Kalaupun mau jadi pengusaha harus punya usaha yang menengah ke atas, secara sarjana gitu loh...masa dagang gorengan...masa jadi tukang sablon...ga level...!

Zaman sekarang sudah berubah, dan pemikiran pun mulai berubah. Namun, pemikiran yang baru ini belum menjadi budaya, karena generasi dengan pemikiran (budaya) lama masih ada. Artinya, perubahan yang terjadi bukan pada perubahan pemikiran lama ke pemikiran baru. Tapi yang terjadi adalah munculnya pemikiran baru pada generasi baru. Meskipun ada juga perubahan pemikiran lama ke pemikiran baru, namun sangat kecil persentasenya.

Saya tidak akan membahas tentang sumber atau sebab pemikiran yang salah (pemikiran lama) lebih dalam lagi, karena yang lebih penting adalah mencari solusi dari permasalahan ini. Negara kita saat ini belum "makmur". Lalu apa yang harus dilakukan untuk memakmurkan negeri ini? Meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi? Dengan meningkatkan sektor UKM (Usaha Kecil Menengah). Yup...karena sektor UKM telah terbukti menyelamatkan negeri kita di saat krisis yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 lalu. Seperti yang dikatakan Deputi Sekjen ASEAN Sundram Pushpanathan di Jakarta saat workshop mengenai prospek ekonomi Asia Tenggara dan Amerika Latin beberapa waktu lalu, sektor UKM perlu ditingkatkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi bagi negara. Sektor UKM disebut-sebut sebagai sektor yang tahan terhadap krisis ekonomi global dan mampu bersaing di pasar.

Namun, saya melihat pemerintah masih setengah-setengah dalam menyelesaikan masalah ini. Nampaknya kita harus bisa mandiri, berbuat sesuatu sebagai solusi permasalahan negeri. Oleh karena itu, sebagai seorang sarjana, kita seharusnya bisa menjadi agent of change (agen perubahan) seterusnya, bukan hanya pada saat menjadi mahasiswa. Tapi bagaimana caranya? Caranya ya dengan menciptakan lapangan pekerjaan. Bagaimana cara menciptakan lapangan pekerjaan? Ya dengan menjadi pengusaha. Bagaimana caranya menjadi pengusaha? Ya dengan membuka usaha. Usaha apa? Banyaaaak sekali peluang usaha saat ini. Carilah usaha yang sesuai dengan skill
(kemampuan) dan knowledge (pengetahuan) yang Anda dapat di bangku perkuliahan atau di mana pun juga. Ciptakan produk atau jasa. Kemudian jalin hubungan kerjasama sebanyak mungkin, dan pertahankan. Fokuslah! Mulai dari hal yang kecil, mulai dari diri sendiri, mulai sekarang juga! Jangan terlalu banyak berhitung, lakukan saja! Kalau kata om Bob: "Jadilah orang gila", "Jadilah orang bodoh", "Ngalir aja..."

referensi:
http://news.okezone.com/read/2010/03/02/95/308300/95/ukm-meningkatkan-pertumbuhan-ekonomi

Selasa, 02 Maret 2010

Mengaplikasikan Ilmu


Alhamdulillah akhirnya setelah sekian lama mendambakan sebuah usaha (bisnis) sendiri, terwujud juga. Tepatnya akhir bulan Februari saya launching usaha saya via internet di alamat www.garage27.wordpress.com. Usaha yang saya jalankan adalah pembuatan PIN (button-pin) dengan desain bebas (asal tidak berbau SARA dan pornografi). Bahan baku yang digunakan merupakan yang bahan baku berkualitas dan dengan harga yang bersaing. Untuk saat ini ada 4 jenis produk (PIN) yang saya tawarkan, yaitu: pin bross/peniti 44mm, pin bross/peniti 58mm, pin gantungan kunci+pembuka botol 44mm, pin gantungan kunci+cermin 58mm.


Usaha tersebut merupakan aplikasi dari ilmu yang telah saya dapatkan di bangku perkuliahan. Modal usaha berasal dari penghasilan yang saya sisihkan selama bekerja di dua perusahaan sebelumnya. Selain sebagai aplikasi keilmuan saya, ini merupakan cita-cita saya untuk membantu orang lain. Karena dengan berusaha (bisnis, dagang) banyak sekali keuntungannya selain keuntungan materi. Kita bisa membantu orang memenuhi kebutuhannya dengan apa yang kita jual. Kita juga bisa membatu orang lain dengan menciptakan lapangan pekerjaan, dengan begitu kita sekaligus membantu negara kita dalam mengurangi angka pengangguran.Rasulullah Muhammad SAW pun pernah bersabda: "sembilan dari sepuluh pintu rezeki itu berasal dari perdagangan"

Nah, saran saya bagi yang memiliki keinginan berbisnis: mulai dari hal yang kecil, mulai dari diri sendiri, mulai sekarang juga!!! Dan bagi yang sedang bingung mencari souvenir, media promosi/kampanye, hadiah, dan lain-lain, segera hubungi GARAGE27 untuk memesan PIN di www.garage27.wordpress.com. Semakin banyak jumlah pesanan semakin murah!

Selamat berbisnis!!!

dan

Selamat berbelanja!!!