Senin, 27 Oktober 2008

FAKTA MENGENAI PLASTIK

KESATU: Tas plastik dibuat dari sumber daya alam yang langka yaitu minyak dan menciptakan polusi mulai dari pembuatan sampai pembuangannya. 120 juta barel minyak mentah , sumber alam yang tidak dapat diperbaharui, diperlukan untk produksi satu trilion kantong plastik setiap tahun diseluruh dunia

KEDUA: Plastik menimbulkan masalah sampah di jalan-jalan , sungai dan saluran air, pantai dan lingkungan kelautan.47% sampah yang terbawa angin dari tempat pembuangan akhir, sebagian besar adalah kantong plastik

KETIGA: Sekitar 80% sampah dilautan berasal dari daratan, dan hampir 90% adalah plastik. Dalam bulan Juni 2006 program lingkungan PBB memperkirakan setiap mil persegi ada 46,000 sampah plastik mengambang dilautan

KEEMPAT: Suatu laporan. Sampah Plastik Dilaut Dunia, oleh Greenpeace, menyatakan bahwa sedikitnya 267 jenis biota laut telah menderita dari jeratan atau mencerna sampah laut. Diperkirakan 1 juta burung laut menelan atau terjerat jaring plastik atau sampah lainnya setiap tahun

Sumber: www.coolcitibags.com/masalah_plastik.html

Jumat, 30 Mei 2008

Pesona dan Manfaat Sansevieria


Sansevieria merupakan tanaman yang memiliki pesona dan banyak manfaatnya. Di Indonesia tanaman ini disebut "lidah mertua", karena bentuknya yang melancip dan memiliki aura yang keras. Bagi hobiis tanaman, sansevieria memiliki pesona tersendiri yang berbeda dengan tanaman lainnya. Jenisnya yang banyak dengan berbagai bentuk menjadi daya tarik tersendiri. Setidaknya ada 600 jenis sansevieria. Selain pesonanya, yang lebih penting lagi adalah manfaatnya. Bagi yang bukan hobiis tanaman mungkin menganggapnya hanya tanaman biasa. Salah satu manfaatnya yang sangat membuat saya tertarik adalah sebagai antipolusi. Sansevieria mampu menyerap berbagai macam racun di udara sehingga banyak yang memanfaatkan tanaman ini untuk menjaga kualitas udara di dalam dan sekitar rumah. Anda bisa menaruhnya di sudut dapur atau kamar mandi untuk meredam aroma tak sedap dan hawa tak segar. Atau jika Anda terganggu dengan aroma cat yang menyengat di ruangan yang baru dicat, letakkan saja sansevieria di ruangan itu. Hanya dalam semalam aroma cat akan hilang.

Tanaman yang masih sekeluarga dengan kaktus ini ternyata juga bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit dengan cara pengolahan yang berbeda-beda sebelum dikonsumsi. Beberapa penyakit yang dapat diobati dengan sansevieria antara lain: diabetes, ambeien, sakit telinga, gatal, batuk, merangsang pertumbuhan rambut, sakit gigi, dan lain-lain.

Sansevieria termasuk tanaman yang tahan benting sehingga tidak sulit untuk merawatnya. Sebagai keluarga tanaman kaktus, tanaman ini tidak boleh diguyur banyak air. Cukup seminggu sekali Anda mennyiramnya. Untuk mendapatkan warna yang cerah, sebaiknya tempatkan Sansiviera di tempat yang cukup terkena sinar matahari. Tapi bukan berarti harus selalu terkena sinar matahari langsung, karena sansevieria termasuk tanaman hias yang kerap ditampilkan sebagai penghias interior. Cukup keluarkan seminggu sekali agar mendapatkan pancaran sinar mentari. Lalu, masukkan kembali tanaman yang berkembang biak melalui umbi lapis ini ke dalam ruangan.

Di tengah gencarnya isu global warming, tak ada salahnya kita mulai dari hal yang kecil dengan menanam tanaman antipolusi ini. Semoga bisa bermanfaat bagi kita semua. Let's save the world...!

Selasa, 22 April 2008

Keep Our Environment Clean!


Keep Our Environment Clean! Itulah sebuah kalimat yang sering kita lihat pada hampir setiap kemasan produk yang kita konsumsi sehari-hari, baik makanan, minuman, ataupun toiletries. Kalimat tersebut biasanya disertai dengan gambar orang yang sedang membuang sampah di tempat sampah. Jelas sekali maksud dari pencantuman gambar dan kalimat tersebut, yaitu agar kita selalu membuang kemasan produk yang telah kita konsumsi pada tempatnya. Artinya, para produsen sudah sangat concern terhadap kelestarian lingkungan kita. Ini hanya salah satu dari aktivitas produsen dalam menjalankan program Corporate Social Responsibility (CSR). Pertanyaannya adalah mengapa kemasan-kemasan (kosong) tersebut masih sering sekali kita jumpai di jalanan, di selokan, di halaman rumah kita? Jawablah dengan hati nurani Anda...
Harus kita akui bahwa kesadaran sebagian besar masyarakat kita terhadap lingkungan masih sangat kurang. Sering sekali Saya melihat di depan mata kepala Saya orang membuang sampah sembarangan. Apa yang ada di pikiran mereka? Tidakkah mereka merasa berdosa karena telah mencemarkan lingkungan mereka sendiri? Bayangkan jika semua orang di bumi ini membuang sampah sembarangan...!? Kita semua, tanpa terkecuali, telah diberi amanah untuk menjaga dan melestarikan lingkungan di mana kita hidup. Jadi, jika kita tidak menjaga dan melestarikan lingkungan kita, berarti kita telah mencelakakan diri sendiri dan banyak orang. Jangan heran jika banyak terjadi bencana alam, seperti banjir, tanah longsor, dan lain-lain. Tidak lain itu adalah akibat perbuatan kita sendiri. Benar sekali pepatah yang mengatakan "Jika Anda mencintai alam, maka alam akan mencintai Anda." Percayalah...!
Marilah kita mulai menjaga dan melestarikan lingkungan kita dengan membuang sampah pada tempatnya! Tidak ada alasan untuk membuang sampah sembarangan. Jika tidak ada tempat sampah simpan dulu di saku atau tas kita. Dengan tidak membuang sampah sembarangan berarti kita telah menjaga dan melestarikan bumi yang telah diamanahkan kepada kita. Ini merupakan tanggung jawab kita semua sebagai makhluk Allah SWT. Mengutip kata bijak Aa Gym, "Mulai dari diri sendiri, mulai dari hal kecil, mulai sekarang juga!" Terima kasih...

Penulisan Imbuhan (Awalan) dan Kata Depan di-

Bahasa Indonesia merupakan bahasa kita sehari-hari dan kita mempelajarinya dari Sekolah Dasar hingga Perguruan Tinggi. Namun, kita terkadang meremehkan penggunaannya dalam aktivitas kita sehari-hari, terutama dalam hal tulis-menulis, dengan tidak mengindahkan kaidah-kaidah EYD (Ejaan Yang Disesuaikan) dalam Bahasa Indonesia. Tulisan yang bagus harus memperhatikan kaidah-kaidah EYD sehingga pembaca tidak terganggu dalam membaca. Saya bukanlah seorang ahli Bahasa Indonesia, tetapi saya hanya ingin berbagi informasi dari apa yang saya tahu untuk lebih memasyarakatkan penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Masih banyak saya menemukan kesalahan dalam penulisan kata depan di-, terutama dalam karya tulis seperti skripsi atau makalah. Bedakan di- sebagai kata depan dengan di- sebagai imbuhan (awalan). Sebagai kata depan, di- harus dipisahkan dengan kata yang mengikutinya. Kata depan di- biasanya menunjukkan tempat. Misalnya: di samping, di atas, di depan, di Jakarta, di rumah. Sedangkan sebagai imbuhan, di- harus digabungkan dengan kata yang mengikutinya. Imbuhan (awalan) di- biasanya menunjukkan perbuatan yang pasif (kebalikan dari imbuhan me-). Misalnya: dilakukan, dilarang, dibuat, dibaca, dijual.

Semoga informasi ini bermanfaat, dan dapat lebih menyempurnakan penggunaan Bahasa Indonesia kita. Untuk lebih jelasnya, baca Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan.